Editor: Frans Ari Prasetyo
Pages: 56 hal
Year: 2009
Seorang teman yang sudah cukup lama berada
dilingkaran skena memberikan sebuah zine.
Lagi-lagi zine. Mungkin bukan suatu
hal yang unik juga meimbulkan pertanyaan jika kita menemukan zine dilingkup skena,
apapun itu baik skena musik, seni rupa, keagamaan hingga buruh. Walaupun mungkin mereka tidak menyebutnya
sebagai zine namun pada intinya sama;
media alternatif yang difungsikan untuk
mengabarkan aktifitas-aktifitas yang dilakukan oleh skena tersebut.
Frans
Ari Prasetyo,
itulah nama teman yang memberikan zine pada saya. Zine yang diberikan pun merupakan zine buatan nya yang dibuat tahun
2009, dia memberi nama zine
tersebut Inkoherent Nutritionist hanya
terbit dua edisi; Artist edition dan
Scene edition.
Dari dua edisi tersebut yang Artist edition lah yang dia berikan
pada saya. Mungkin dia memberi kan edisi tersebut terkait dengan aktifitas yang
sedang saya lakukan. Artist edition,
hal yang pertama diliihat adalah sampul berwarna oranye yang dipenuhi dengan
susunan foto wajah orang-orang yang mungkin bagi beberapa orang sangat
familiar; seniman. Ya, tentu saja! Namanya juga artist edition, kalau namanya
IGO edition berarti berisi foto-foto yang wanita lokal yang berpenampilan
seksi.
Tak ada yang bisa dibahas pada zine ini mengenani pengemasan dan
tampilanya, karena zine ini masih
sangat tipikal zine-zine lawas
fotokopian biasa. Hanya sampulnya yang
berwarna oranye yang membuat zine ini terkesan lebih rapih.
****
Zine ini merupakan implementasi atas pertanyaan yang ingin ia tanyakan pada
teman-temannya. Disini frans tidak banyak menulis, hanya ada abstrak dan
pengantar. Selebihnya merupakan kumpulan
foto potrait dari orang-orang yang bergelut diranah seni terutama di wilayah
seni rupa (visual art), walaupun ada satu sastrawan; Matdon.
Dari setiap foto seniman yang di pampang di
layout zinenya Frans menyertakan juga
nama seniman tersebt, baik itu nama asli yang diberikan orang tanya ataupun
nama beken kesenimananya. Tak lupa Frans juga menyertakan tiga hal atau tiga
nama seniman yang memepengaruhi seniman yang di potrait olehnya.
Dari beberapa seniman yang disertakan Frans,
ternyata banyak seniman-seniman yang masih terpengaruhi oleh seniman yang sama. Ada beberapakemungkinan yang bisa mendasari fenomena tersebut terjadi.
Pertama, mungkin karena mereka belajar bersama-sama mengenai seni sehingga
salah satu seniman yang awalnya
diidolakan oleh salah satu orang saja menjadi idola bersama. Kedua mungkin
karena kurangnya referensi tentang dunia seni dan kesenimanan. Nah kemungkinan
lainya adalah karena seniman yang mempengaruhi tersebut termasuk seniman yang
mudah dan relevan untuk di aplikasi pada diri seniman yang dirangkum Frans alam
zine-nya. Mengingat kebanyak dari mereka terpengaruh
oleh Basquiat, Andy Warhol dan Tisna
Sanjaya.
Zine ini kurang mewakili untuk
merekam jejak karena kurangnya penjelasan yang disertakan Frans, yang berakibat
pada pendapat personal pembaca yang
pasti penuh menduga-duga. Akan lebih baik jika selain influence, Fransjuga
menyertakan movement-movement apa yang pernah dilakukan dan menjadi proyek-proyek dari seniman
tersebut.
Zine ini cukup informatif untuk orang yang ingin mengetahui siapa saja
seniman di Bandung, tapi sebatas pada “siapa?” tidak menjelaskan “apa yang
mereka kerjakan?”. Karena jika dilihat
kembali, zine ini bisa dikatakan kumpulan foto-foto narsis seniman pada masa
muda lengkap dengan tiga daftar seniman lain yang mempengaruhinya.
-
Reviewer: Array Madness
Tidak ada komentar:
Posting Komentar