Jumat, 04 Juli 2014

Sebuah Pelajaran Cinta #1

Pages: 23 hal
Pembuat: Sayap Imaji
 
Dari sekian banyak fanzine yang menumpuk di sudut kamar—seringnya gak kebaca, karena males—ada salah satu fanzine yang menurut saya ciamik. Diantara media fotokopian yang seringnya—walaupun gak selalu, tapi silahkan lihat sendiri—membahas punk, musik dan tema-tema ‘perlawanan’, muncul 1 zine dengan judul “Sebuah Pelajaran Cinta”. Saya langsung inget sama salah satu grup musik favorit saya dari kota kecil Umeå di daratan Swedia sana; The International Noise Conspiracy yang albumnya berjudul “Armed Love”. Gak nyambung ya? Hehe. Tampilan depan zine ini hanya berisikan judul dan nama samaran sang penulis, Sayap Imaji. 

Setelah saya tilik dan baca, lembaran fotokopian ini lebih menyerupai sebuah surat untuk seseorang—mungkin kekasih si penulis, saya cuma mengira-ngira, tapi kayaknya bener deh, soalnya surat ini cuma ditujukan sama satu nama, ‘sayangku’, tapi mungkin juga si penulis punya banyak kekasih, atau mungkin juga ini sebuah surat untuk orang-orang yang dia sayangi. Zine ini ga ada gambar sama sekali.—yang dia cintai sepenuh hati, daripada sebuah zine. Ah. Persetan lah, pede amat orang yang riweuh ngurusin label-label begituan, yang jelas media fotokopian ini menarik buat saya pribadi. Dibagi menjadi 7 bagian—termasuk tulisan pembuka dan penutup, tanpa ada judul, hanya angka sebagai penanda bagian.

Penulis—yang merangkap juga sebagai editor—membukanya dengan sebuah tulisan pengantar yang bernada cemas. Dia merasa takut akan perasaanya sendiri, merasa takut jikalau surat yang dituliskan, nanti malah menjadi boomerang yang akan menghantam dengan ganas. Namun, mau tidak mau dia harus mencobanya menuliskannya. Penasaran.

“..Aku merasa teramat kaku ketika menekan tuts-tuts keyboard ini. Aku takut kalau bukan pemahaman yang sampai kepadamu, melainkan kesalahpahaman baru. Kau tahu, sayangku, aku takut kalau itulah yang nanti bakal terjadi saat kau membacanya. Maka sedari awal aku tegaskan, ini adalah kepingan jiwaku yang mencoba menemuimu. Segenggam usaha yang coba aku lontarkan untuk menyelubungimu dengan pemahaman…”

Penulis mempertanyakan makna dari kata cinta, mencoba, kecemburuan, mimpi dan kata & percakapan dalam hubungannya—seperti yang tadi udah saya bilang, mungkin kekasihnya—di setiap babnya. Penulis menekankan bahwa dia akan rela menangis, tertawa, sedih, malu dan merasa cemburu. Ya, memang mesti ada yang harus dilakukan dari sekedar pasrah menerima keadaan, jikalau ingin merasakan hidup yang lebih hidup. Masa iya kita mau terus-terusan begitu? Muter-muter di-tempat yang sama? Gak rame anjis.

Penulis mencoba mengaitkannya segala hal yang dia hadapi dengan cinta. Salah satunya adalah cinta untuk mendorong seseorang melakukan sesuatu. Apapun itu. Seperti yang saya lakukan sekarang, saking cintanya saya ama zine keren ini, saya mencoba mengulasnya sebisa saya. Jadi kalau ada kawan-kawan yang tertarik bisa langsung kontak ke penulisnya lewat e-mail, atau bisa juga saya bantu duplikasikan.

Oh, iya. Kalau ada yang punya referensi media cetak fotokopian, maupun glossy—zine, newsletter, magazine, apapun namanya—yang bertema sama dengan zine yang saya ulas, bisa kontak saya di e-mail, pandemonium.organ@gmail.com. Makaseh.

-

Reviewer: A. Fardiaz

*Nulisnya sambil ditemenin rokok murah, kopi item dari jalan Banceuy, “Maaf Cintaku”-nya Iwan Fals dan “Walking Is Still Honest”-nya Against Me.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar