Pembuat: Sayap Imaji
Kontak: sayap_imaji@yahoo.com
Dari
sekian banyak fanzine yang menumpuk
di sudut kamar—seringnya gak kebaca, karena males—ada salah satu fanzine yang
menurut saya ciamik. Diantara media fotokopian yang seringnya—walaupun gak
selalu, tapi silahkan lihat sendiri—membahas punk, musik dan tema-tema ‘perlawanan’, muncul 1 zine dengan judul “Sebuah Pelajaran Cinta”. Saya langsung inget sama salah satu grup musik
favorit saya dari kota kecil Umeå di daratan Swedia sana; The
International Noise Conspiracy yang
albumnya berjudul “Armed Love”. Gak
nyambung ya? Hehe. Tampilan depan zine ini hanya berisikan judul dan nama samaran
sang penulis, Sayap Imaji.
Setelah saya tilik dan baca, lembaran fotokopian ini lebih menyerupai sebuah surat untuk seseorang—mungkin kekasih si penulis, saya cuma mengira-ngira, tapi kayaknya bener deh, soalnya surat ini cuma ditujukan sama satu nama, ‘sayangku’, tapi mungkin juga si penulis punya banyak kekasih, atau mungkin juga ini sebuah surat untuk orang-orang yang dia sayangi. Zine ini ga ada gambar sama sekali.—yang dia cintai sepenuh hati, daripada sebuah zine. Ah. Persetan lah, pede amat orang yang riweuh ngurusin label-label begituan, yang jelas media fotokopian ini menarik buat saya pribadi. Dibagi menjadi 7 bagian—termasuk tulisan pembuka dan penutup, tanpa ada judul, hanya angka sebagai penanda bagian.
Setelah saya tilik dan baca, lembaran fotokopian ini lebih menyerupai sebuah surat untuk seseorang—mungkin kekasih si penulis, saya cuma mengira-ngira, tapi kayaknya bener deh, soalnya surat ini cuma ditujukan sama satu nama, ‘sayangku’, tapi mungkin juga si penulis punya banyak kekasih, atau mungkin juga ini sebuah surat untuk orang-orang yang dia sayangi. Zine ini ga ada gambar sama sekali.—yang dia cintai sepenuh hati, daripada sebuah zine. Ah. Persetan lah, pede amat orang yang riweuh ngurusin label-label begituan, yang jelas media fotokopian ini menarik buat saya pribadi. Dibagi menjadi 7 bagian—termasuk tulisan pembuka dan penutup, tanpa ada judul, hanya angka sebagai penanda bagian.
Penulis—yang
merangkap juga sebagai editor—membukanya dengan sebuah tulisan pengantar yang
bernada cemas. Dia merasa takut akan perasaanya sendiri, merasa takut jikalau
surat yang dituliskan, nanti malah menjadi boomerang
yang akan menghantam dengan ganas. Namun, mau tidak mau dia harus mencobanya
menuliskannya. Penasaran.
“..Aku merasa teramat kaku ketika menekan
tuts-tuts keyboard ini. Aku takut kalau bukan pemahaman yang sampai kepadamu,
melainkan kesalahpahaman baru. Kau tahu, sayangku, aku takut kalau itulah yang
nanti bakal terjadi saat kau membacanya. Maka sedari awal aku tegaskan, ini
adalah kepingan jiwaku yang mencoba menemuimu. Segenggam usaha yang coba aku
lontarkan untuk menyelubungimu dengan pemahaman…”
Penulis
mempertanyakan makna dari kata cinta,
mencoba, kecemburuan, mimpi dan kata & percakapan
dalam hubungannya—seperti yang tadi udah saya bilang, mungkin kekasihnya—di
setiap babnya. Penulis menekankan bahwa dia akan rela menangis, tertawa, sedih,
malu dan merasa cemburu. Ya, memang mesti ada yang harus dilakukan dari sekedar
pasrah menerima keadaan, jikalau ingin merasakan hidup yang lebih hidup. Masa
iya kita mau terus-terusan begitu? Muter-muter di-tempat yang sama? Gak rame
anjis.
Penulis mencoba
mengaitkannya segala hal yang dia hadapi dengan cinta. Salah satunya adalah
cinta untuk mendorong seseorang melakukan sesuatu. Apapun itu. Seperti yang
saya lakukan sekarang, saking cintanya saya ama zine keren ini, saya mencoba
mengulasnya sebisa saya. Jadi kalau ada kawan-kawan yang tertarik bisa langsung
kontak ke penulisnya lewat e-mail, atau bisa juga saya bantu duplikasikan.
Oh, iya. Kalau ada yang punya
referensi media cetak fotokopian, maupun glossy—zine, newsletter, magazine,
apapun namanya—yang bertema sama dengan zine yang saya ulas, bisa kontak saya
di e-mail, pandemonium.organ@gmail.com.
Makaseh.
-
Reviewer: A.
Fardiaz
*Nulisnya sambil ditemenin rokok murah, kopi
item dari jalan Banceuy, “Maaf Cintaku”-nya Iwan Fals dan “Walking Is Still
Honest”-nya Against Me.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar